17 November 2016

Pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif

Pendekatan-pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif


Komunikasi merupakan kunci utama dalam koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.semakin banyak hal – hal yang tidak pasti pada koordinasi maka akan semakin banyak pula informasi yang harus kita dapatkan.karena pada dasarnya koordinasi itu sendiri merupakan pemrosessan infornasi yang terorganisasi.
Ada tiga macam pendekatan koordinasi yaitu :

1.Mekanisme Teknik Manajemen Dasar.

Rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik tersebut.
  • Aturan dan prosedur.
    Merupakan keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
  • Rencana dan penetapan tujuan.
    Untuk pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama.hal ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak dapat lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.



2. Meningakatkan koordinasi potensial.
Untuk meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan apabila terdapat banyak macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.Hal ini dapat ditingkatkan melalui dua cara, yaitu :
  • Sistem informasi vertikal.
    Merupakan alat dimana terdapat data yang disalurkan melalui berbagai tingkatan organisasi. Pada hal ini komunikasi dapat terjadi melalui serangkaian perintah yang telah terorganisasi. Sistem informasi ini telah dikembangkan oleh manajemen seperti pada kegiatan pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
  • Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
    Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.

Macam hubungan lateral, seperti:
a). Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
b). Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c). Panitia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d). Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e). Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f). Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.

3. Metoda Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dibeberapa situasi kita tidak dapat melakukan penambahan pengordinasian hal ini dikarekan kurang efektif. Penambahan dapat digunakan apabila sebelumnya kita sudah membuat penyediaan tambahan berbagai sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau pengelompokkan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

  • Penciptaan berbagai sumber daya tambahan.
  • Penambahan sumber daya dalam hal ini meliputi
  • Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang timbul berkurang.
  • Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri

Penciptaan tugas ini sangat di perlukan guna mempermudah pekerjaan selain itu Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
Memelihara Koordinasi
Apabila koordinasi sudah berjalan dengan baik kita wajib untuk memeliharanya karena tidak mudah untuk menciptakan kerjasama yang baik antar individu.
Hal – hal yang harus diperhatikan adalah

  • Mengadakan pertemuan resmi (unsur atau unit yang harus dikoordinasikan),
  • Mengangkat seseorang, tim, panitia (sebagai koordinator).
  • Membuat buku pedoman (berisikan penjelasan tugas masing-masing unit),
  • Pimpinan/atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan bawahannya (pemberian bimbingan, konsultasi, dan pengarahan).
Bentuk Struktur Organisasi
2.1. Fungsional

  • Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen – departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja.
  • Organisasi fungsional adalah suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor.


Ciri-ciri Fungsional:

  • Organisasi kecil
  • Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
  • Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
  • Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
  • Pengawasan dilakukan secara ketat
  • Tidak menjamin adanya kesatuan perintah
  • Hemat waktu karena mengerjakan pekerjaan yang sama



Struktur Organisasi Fungsional

Keunggulan Fungsional

  • Penggunaan sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
  • Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
  • Kemajuan karier dalam departemen fungsional
  • Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
  • Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
  • Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas

Kelemahan Fungsional

  • Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
  • Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
  • Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
  • Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
  • Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawanPelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan



2.2.  Divisional
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan

Rancangan Struktur Divisional

Keunggulan Divisional

  • Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
  • Memperhatikan kebutuhan konsumen
  • Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
  • Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
  • Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
  • Pengembangan keterampilan manajemen umum

Kelemahan Divisional

  • Duplikasi sumberdaya lintas divisi
  • Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
  • Koordinasi yang buruk lintas divisi
  • Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
  • Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan



2.3.  Matruks
lRanati komando divisional dan fungsional diimplementasikan secara simulatan dan membebani satu sama lainnya dalam departemen yang sama. Terdapat dua rantai komando, dan beberapa karyawan memberikan laporan pada dua bos.


Rancangan Struktur Matriks

Keunggulan Matriks

  •  Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
  • Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
  • Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis
  • Kerja sama interdisiplin, ketersediaan ahli untuk seluruh divisi
  • Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan

Kelemahan Matriks

  • Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
  • Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
  • Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis
  • Kerja sama interdisiplin, ketersediaan ahli untuk seluruh divisi
  • Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan

Struktur Organisasi Kantor Cabang PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Organisasi merupakan alat atau wadah yang digunakan oleh perusahaan guna merealisir tujuan yang telah digariskan. Tujuan utama dalam pembentukan struktur organisasi adalah untuk mengkoordinasikan semua kegiatan, baik secara fisik maupun non fisik yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Dalam mewujudkan usaha-usaha perusahaan diperlukan suatu kegiatan terarah sehingga pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara tertib dan lancar berpedoman kepada perangkat-perangkat organisasi yang telah ditentukan.

Berikut ini adalah struktur organisasi kantor cabang Bank Rakyat Indonesia :

Kantor Cabang yang dipimpin oleh Pinca (Pimpinan Cabang) bertanggung jawab kepada Pinwil/Wapinwil (Pimpinan Wilayah). Pinca membawahi :
a Manajer Pemasaran, membawahi :

  1. Account Officer
  2. Funding Officer
  3. Mantri Badan Kredit Desa (BKD)
  4. Tenaga Pengawas Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPSP)

b. Manager Operasional, membawahi :

  1. Asisten Manajer Operasional, membawahi :
    • Pelayanan Dana-Jasa dan Devisa, terdiri dari fungsi-fungsi :
      • Unit Pelayanan Nasabah (UPN)
      • Administrasi Dana dan Jasa
    • Pelayanan Devisa
    • Supervisior Pelayanan Kas, membawahi :
      • Kasir Induk
      • Teller (Tunai, Tapsun, Kliring)
      • Payment Point
    • Fungsi Entri Data
  2. Supervisior Administrasi Kredit, terdiri dari fungsi-fungsi :
    • Operasional Kredit Umum
    • Operasional Kredit Tapsun
    • Portofolio
  3. Koordinator Akuntansi dan Laporan, terdiri dari fungsi-fungsi :
    • Verifikator
    • Petugas Laporan
    • Petugas 1 F/Poska
    • Operator
    • Arsip
  4. Supervisior Pelayanan Intern, terdiri dari fungsi-fungsi :
    • Sekretariat
    • Personalia/SDM
    • Logistik
    • Supir, Satpam, Pramubakti

c. Manajer Bisnis Mikro, membawahi :

  1. Asisten Manajer Bisnis Mikro, membawahi :
    • Supervisor Administrasi Unit, terdiri dari fungsi-fungsi :
      • Petugas Administrasi Unit (PAU)
      • Petugas Rekonsiliasi Unit (PRU)
      • Pegawai Cadangan
      • Tim Kurir Kas
    • Kepala BRI Unit, membawahi :
      • Mantri
      • Deskman
      • Teller
      • BRI Unit dapat membawahi Pos Khusus, Pos Pelayanan desa, dan Payment Point
  2. Penilik

d. Pengawas Internal Cabang
Pengawas Internal Cabang bertanggung jawab langsung kepada Pinca dalam melakukan pengawasan intern, yang untuk keadaan tertentu wajib lapor langsung kepada Pinwil.

e. Pemimpin Cabang Pembantu
Pemimpin   Cabang   Pembantu bertanggung  jawab  langsung  kepada  Pinca Induknya dengan membawahi fungsi-fungsi :

  1. Account Officer
  2. Supervisor, membawahi :
    • Teller
    • Unit Pelayanan Nasabah (UPN)
    • Payment Point
  3. Petugas Administrasi Kredit
  4. Fungsi Pelayanan Inter
Sumber :Landasanteori